IndonesiaKiniNews.com - Kepanikan penumpang pesawat Lion Air hingga berhamburan dan loncat dari jendela darurat, bukan semata-mata kesalaha...
IndonesiaKiniNews.com - Kepanikan penumpang pesawat Lion Air hingga berhamburan dan loncat dari jendela darurat, bukan semata-mata kesalahan penumpang Frantinus Nigiri (26) yang mengaku menyimpan bom di bagasi.
Pramugari Lion Air juga turut andil memicu kepanikan penumpang. Hal itu diakui sendiri oleh pramugari Lion Air saat dimintai keterangan.
Keterangan pramugari terekam dalam video yang beredar di media sosial.
Dalam video tersebut, terlihat dua pramugari Lion Air memberikan keterangan kepada petugas.
Terlihat pula Frantinus Nigiri yang dimintai keterangan oleh petugas bandara.
Pramugari Lion Air membeberkan detik-detik kepanikan penumpang di dalam kabin pesawat di Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin malam (28/5/2018).
Menurut pramugari itu, para penumpang belum panik saat Frantinus Nigiri mengaku membawa bom.
Kepanikan baru terjadi saat captain pilot memerintahkan pramugari untuk menyuruh penumpang turun dari pesawat.
“Captain saya keluar, kemudian (mengatakan) ayo cepat, ayo cepat,” ucap pramugari cantik tersebut.
Akhirnya pramugari menyuruh para penumpang keluar tanpa memberi tahu agar tetap tenang.
Akibatnya, penumpang berdiri dan berdesak-desakan menuju jendela darurat. Selanjutnya, para penumpang merusak pintu jendela darurat dan loncat melalui engine pesawat.
“Ayo bapak ibu cepat keluar, tanpa (mengatakan) tenang. Akhirnya (penumpang) di belakang berdiri, semua panik. Ada beberapa penumpang yang membuka jendela darurat,” imbuh pramugari itu di depan petugas.
Akibat insiden itu, sebanyak delapan penumpang mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke Rumah Sakit AURI Pontianak untuk mendapatkan perawatan intensif.
Delapan korban yang dilarikan ke rumah sakit yakni Purnama Sari, Musanip, Dja P Ban Hin, Suwarni Nganri, S Fendi, Rusli, Fikri dan Iyan Wijaya.
Sementara Frantinus Nirigi langsung diamankan dan diperiksa secara intensif. Pria asal Wamena Papua itu kemudian ditetapkan sebagai tersangka. Ia juga di-blacklist sehingga tidak bisa lagi naik pesawat Lion Air seumur hidup.
“Sudah tersangka. Iya (langsung ditahan),” ujar Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Barat Kombes Nanang Purnomo saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (29/5/18).
Akibat perbuatan konyolnya, alumni salah satu perguruan tinggi di Pontianak itu terancam hukuman 8 tahun penjara.
“Dikenai Pasal 437 ayat (2) UU No 1/2009 tentang Penerbangan. Ancamannya delapan tahun penjara,” tandas Nanang Purnomo.
Berikut video pengakuan Pramugari Lion Air terkait guyonan bom Frantinus Nigiri.
Pengakuan Mengejutkan Dosen Frantinus Narigi
Frantinus Nirigi, warga Papua yang terjerat kasus informasi bom di pesawat Lion Air JT 687, Senin malam kemarin, menjadi sorotan banyak pihak. Terutama di almamaternya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjungpura.
Tak penah pulang kampung selama berkuliah di Kalimantan, sekalinya akan pulang malah terkena kasus informasi bom palsu.
“Memang bicaranya cepat. Saya saja selalu minta dia mengulang kalimat jika ada yang tidak jelas. Jadi mungkin saja salah dengar,” ujar Pardi, seorang doktor di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untan, yang juga dosen pembimbing Nigiri, 29 Mei 2018.
Nirigi adalah mahasiswa penerima beasiswa dari Pemerintah Provinsi Papua.
Dia asal Wamena, dan selama menempuh kuliah tahun 2010 di Kalimantan Barat, belum pernah pulang ke kampungnya.
“Biayanya mahal. Dia cerita bisa sampai Rp 10 juta kalau mau pulang. Makanya dia bertahan. Dari Jayapura ke tempat asalnya harus menempuh waktu empat jam perjalanan lagi,” ungkap Pardi.
Nirigi ternyata sudah lulus tahun lalu. Namun baru bisa pulang tahun ini.
Diduga Nirigi mengumpulkan uang terlebih dahulu.
Pardi tidak menampik kemungkinan ada stigma dalam melihat penampilan Nirigi sebagai orang Timur Indonesia.
“Kesannya keras. Padahal tidak kok. Semoga apa yang dituduhkan tidak benar,” tambahnya.
Kepala Kepolisian Resor Kota Pontianak, Ajun Komisaris Besar Polisi Wawan Kristyanto, mengatakan belum menetapkan status tersangka pada Nirigi. “
Masih diperiksa, dan didalami,” katanya. Nirigi saat ini masih berada dalam pemeriksaan di Polresta Pontianak.
Agar tidak simpang siur, Polresta Pontianak akan merilis hasil pemeriksaan Nirigi. Termasuk kebenaran dari informasi awal bahwa Nirigi berteriak membawa bom di dalam tas bawaannya, seperti yang telah diberitakan banyak media online.
Informasi lainnya, menyebutkan bahwa dialek Nirigi yang cepat menyebabkan beberapa orang salah dengar.
Nirigi menyebutkan, “hati-hati ada laptop, Bu,” namun pihak lain mendengarnya ‘bom’.
Nirigi pun dibawa ke ruangan terpisah untuk menjelaskan perkataannya. Tetapi mendadak semua penumpang panik.
Salah seorang penumpang membuka pintu darurat, padahal awak kabin Lion tidak memberikan instruksi.
Seorang penumpang lalu membuka paksa pintu darurat, sehingga penumpang keluar dari atas sayap pesawat dan terjun turun.
Akibatnya ada yang mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit. Polisi menyatakan belum menyidik terkait hal ini.
“Tidak ada laporan dari pihak Lion Air. Nanti tunggu selesai penyidikan,” katanya.
sumber: tempo.co & pojoksatu.id