IndonesiaKiniNews.com - Setelah bom bunuh diri meledak di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Min...
IndonesiaKiniNews.com - Setelah bom bunuh diri meledak di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018), satu foto ini jadi viral.
Seorang anak yang menjadi korban dalam keadaan bersimbah darah dibopong oleh seorang pria dewasa.
Nampak dari foto tersebut anak yang belum diketahui identitasnya itu mengenakan celana pendek sebatas lutut berwarna hitam dan berbaju merah.
Kaki korban nampak sejumlah luka hingga bersimbah darah.
Kaki sebelah kiri bocah tersebut terlihat luka menganga akibat serpihan benda yang dihasilkan dari ledakan itu.
Selain itu, saat digendong dan evakuasi, seseorang bocah tersebut masih mengenakan tas punggung berbahan kain berwarna putih.
Tas tersebut nampak jelas bergambar tokoh kartun.
Selain bocah tersebut, nampak pria paruh baya yang tengah menggendong untuk mengevakuasi anak itu juga turut terluka.
Nampak jelas luka di bagian kepalanya yang mengeluarkan darah.
Setelah seminggu lebih berlalu akhirnya terungkap identitas dalam foto ini.
Ternyata pria dewasa yang membopong korban adalah Ari Setiawan, Security Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (SMTB).
Saat ditemui di gedung rawat inap G1 RSAL Dr Ramelan Surabaya, Jumat (18/5/2018), terlihat ramai kunjungan untuk para korban ledakan bom di tiga gereja di Surabaya.
Di salah satu ruang, ada satu ruangan yang terdapat empat tempat tidur.
Namun dari empat tempat tidur, satu telah kosong karena sang pasien diketahui meninggal dunia dalam perawatan.
Sementara tiga pasien tersisa masih menjalani perawatan.
Satu pasien atas nama Ari Setiawan, berada di tempat tidur tengah, diapit korban atas nama Yesaya dan satu pasien yang diketahui sebagai anggota polisi.
"Itu Nathanael. Saya saat kejadian melihat dia jatuh, kemudian saya angkat, sementara ibunya menggendong kakaknya, juga dalam kondisi luka, saya minta pegang pundak saya untuk sama-sama cari bantuan," cerita Ari sambil terbata-bata karena bibir dan sekitar pipi kanannya masih terlihat dijahit.
Air Mata Satpam Gereja yang Muslim Ini Tumpah saat Ceritakan Serangan Bom: Saya Kecewa Sekali
Korban ledakan bom di gereja SMTB, Ari Setiawan saat menjalani perawatan di RSAL Dr Ramelan Surabaya, didampingi istrinya, Sri Wahyuni, Jumat (18/5/2018)/surabaya.tribunnews.com/sri handi lestari. |
Nathanael merupakan satu dari enam korban meninggal akibat Ledakan bom di gereja SMTB.
Nathan meninggal menyusul kakaknya, Vincencius Evan, yang juga menjadi korban.
"Ini gigi depan saya habis, bibir saya luka. Mata kiri saya juga luka, saya merasa seperti wajah saya dihantam sesuatu yang keras," lanjut Ari didampingi oleh Sri Wahyuni, istrinya.Ari mengaku saat kejadian, hanya tahu ada sepeda motor yang nylonong masuk dengan pengemudi tidak turun dulu.
"Jemaat kalau datang, selalu turun di depan pagar, kemudian menuntun sepeda motornya masuk. Saat itu saya berdiri di jalan, dan begitu ada kendaraan langsung masuk, maksudnya mau saya kejar, tapi langsung dihadang Bayu (almarhum Bayu, relawan petugas parkir yang meninggal di tempat kejadian-red) dan langsung meledak," cerita Ari yang mengaku sudah tiga tahun menjadi Security di gereja SMTB Ngagel.
Kejadian hari Minggu itu membuat Ari masih menyimpan rasa sakit akibat luka dan kesedihan mendalam.
"Agama saya Islam dan ada rasa kecewa sekali ada oknum orang Islam yang melakukan begini. Kalau soal luka, saya ikhlas saja, meski saya terus terkenang dengan Nathan yang kemarin dikabari telah meninggal," lanjut Ari sambil menghapus air mata di mata kirinya yang terluka.
Sementara Sri Wahyuni, istri Ari mengaku dirinya sangat syok ketika mendengar suaminya menjadi korban ledakan bom di gereja.
"Selama ini hubungan kami dengan gereja sangat baik. Meski kami muslim, tidak pernah mempermasalahkan dan suami saya malah dibantu dengan bisa bekerja di situ," ungkap Sri Wahyuni.
Kini kondisi Ari sudah berangsur membaik. Semua luka di wajahnya sudah mendapatkan penangangan.
"Masih menunggu dokter mata untuk tahu kondisi mata kiri saya. Kalau bisa rawat jalan, akan segera pulang dan dirawat di rumah," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Beragama Islam, Petugas Security Gereja Santa Maria yang Jadi Korban Kecam Teror Bom