IndonesiaKiniNews.com - Sedikitnya terdapat lima aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Cabang Jakarta ditangkap dalam aksi yang membaw...
IndonesiaKiniNews.com - Sedikitnya terdapat lima aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Cabang Jakarta ditangkap dalam aksi yang membawa slogan 'Jokowi Pemimpin Haram' saat menggelar aksi demonstrasi Refleksi 20 Tahun Reformasi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/5/2018).
Dikabarkan, terdapat tujuh aktivis yang mengalami luka-luka.
Atas insiden tersebut, publik menganggap rezim Presiden Jokowi berupaya merebut kebebasan berpendapat.
Menanggapi kabar tersebut, Wakil ketua DPR RI Fadli Zon menganggap jika kini kebebasan berpendapat sudah diberangus.
Padahal cita-cita besar reformasi adalah menguatkan demokrasi dan kebebasan untuk menyampaikan pendapat.
Tugas pokok aparat sebetulnya untuk menjamin demokrasi berlangsung dengan baik, bukan justru menjadi alat penguasa untuk mengambil kembali kebebasan rakyat.
Tak hanya Fadli Zon, aktivis Ratna Sarumpaet juga memberikan komentarnya.
Ratna Sarumpat mengatakan jika tindakan tersebut merupakan representasi dari minimnya wibawa dan buntunya kemampuan berdialog.
Kicauan Ratna Sarumpaet (Twitter) |
Diketahui, aksi ini digelar dalam rangka memperingati 20 tahun pasca reformasi.
Dalam kurun waktu 20 tahun itu, mereka menilai bahwa reformasi dianggap sudah gagal total.
Bahkan, massa HMI menganggap di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo Indonesia memiliki segudang masalah.
Hal ini terbukti dari ketidakmampuan negara dalam menjaga stabilitas ekonomi, anjloknya nilai tukar rupiah serta membengkaknya utang negara.
Belum lagi persoalan lain yang seperti janji nawacita yang tidak ada realisasinya, kebijakan impor beras dan garam, persoalan tenaga kerja asing yang membanjiri Indonesia hingga terorisme yang tidak mampu diatasi oleh negara.
Selain meneriakkan 'Jokowi Pemimpin Haram', peserta aksi juga membakar ban.
Aparat kepolisian yang bersiaga di lokasi lantas dengan sigap memadamkan api.
Tak terima dengan sikap aparat, para mahasiswa balik menyerang dengan menggunakan bambu hingga bentrok tidak dapat dihindarkan.
sumber: tribunnews.com