IndonesiaKiniNews.com - Serangan bom Surabaya masih belum tuntas sepenuhnya. Terbukti, satu orang terduga teroris, kembali didapati di Kota...
IndonesiaKiniNews.com - Serangan bom Surabaya masih belum tuntas sepenuhnya.
Terbukti, satu orang terduga teroris, kembali didapati di Kota Pahlawan itu.
Penangkapan atas seorang terduga teroris yang dilakukan Tim Densus 88 Antiteror itu dilakukan di Kedungturi Gang 3 Nomor 11, RT 3, RW 8, Kedungdoro, Surabaya Pusat.
Beradarsarkan informasi yang diperoleh, penangkapan tersebut dilakukan Minggu (20/5/2018) malam sekitar pukul 18.30 WIB.
Terduga teroris yang diketahui bernama Eko Budi Setiyono itu dilakukan usai ia berbuka puasa.
Ada Teroris Lagi di Surabaya, Buka Puasa Lalu Melawan
Ketua RT setempat, Ali Wafi menuturkan, saat warga tengah menikmati buka puasa itu, tiba-tiba anggota Densus 88 Antiteror datang ke lokasi.
Dengan bersenjata lengkap, mereka langsung merangsek masuk ke dalam gang berukuran 1,5 meter tersebut.
Sekitar 30 menit kemudian, anggota Densus keluar dari gang dengan membawa Eko.
Selain itu, polisi juga ikut mengamankan dua anak Eko yang menurut informasi diamankan di Mapolrestabes Surabaya.
Belum diketahui barang bukti apa saja yang ikut dibawa bersama terduga teroris tersebut.
“Waktu itu semua warga sedang persiapan shalat Tarawih. Jadi gak banyak yang tahu,” bebernya.
Berdasarkan pengamatan, meski sudah berdinding batu bata, kediaman Eko itu terbilang sangat sederhana.
Rumah tersebut menempel pada dinding rumah tetangganya. Setelah Eko diamankan Densus 88, rumah tersebut ditutup dengan papan.
Ali mengungkapkan, Eko sudah lama tinggal di rumah tersebut bersama dua anak perempuannya.
Sedangkan istrinya sudah lama bekerja di Bali. Dulu, kata Ali, Eko bekerja di Hotel Tunjungan sebagai cleaning service.
Setelah tiga tahun bekerja di tempat tersebut, Eko keluar. Sejak saat itu, dia mulai tertutup.
“Kurang lebih dua tahun ini di menutup diri,” ujar Ali.
Belakangan Eko mengalami banyak perubahan. Saat masih bekerja, Eko rajin ke masjid. Dia rajin mengumandangkan azan.
“Kebiasaan itu hilang setelah dia keluar dari kerjaan dan menutup diri,” imbuh Ali.
Warga cukup terkejut dengan penangkapan itu. Mereka tidak menyangka lelaki yang tinggal di lokasi tersebut sejak kecil itu ditangkap Densus 88.
Apalagi, Eko mulai jarang berkomunikasi sejak dua tahun terakhir ini.
Sumber di Mapolrestabes Surabaya menyatakan, terduga teroris sempat melawan tim Densus.
Eko sempat memegang pisau lipat saat hendak ditangkap. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
Eko dapat ditangkap dan dibawa keluar dari rumah tersebut.
Anggota Densus juga membawa satu bungkus plastik dari kediaman Eko.
Bungkusan yang diduga berisi bahan peledak itu kini diamankan anggota Densus.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran mengatakan, penangkapan dilakukan langsung oleh Densus 88.
Pihaknya tidak bisa memberikan informasi apa pun. “Itu bukan kewenangan kami,” ucap dia.
Sumber: pojoksatu.id