IndonesiaKiniNews.com - WAKIL Ketua DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono menantang Presiden Joko Widodo meminta Komisi Pemberantasan Korups...
IndonesiaKiniNews.com - WAKIL Ketua DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono menantang Presiden Joko Widodo meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka rekaman percakapan antara Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PLN Sofyan Basir, terkait dugaan bagi-bagi fee.
"Sekarang berani enggak itu Pak Jokowi meminta kepada KPK untuk dibuka percakapan itu, karena percakapan itu jelas. Berani enggak Pak Jokowi? Taruhannya itu aja," ujar Ferry Juliantono saat ditemui di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (30/4/2018).
Ferry Juliantono juga menanggapi rekaman pembicaraan yang diduga sudah dipotong.
"Yang motong siapa, BIN, atau siapa? Ini kan berarti ada perselisihan di dalam pemerintahan itu sendiri dengan menteri yang ada," kata Ferry.
Politikus Partai Gerindra itu berpendapat telah terjadi ketidakkompakan di tubuh pemerintah pada masa kepemimpinan Jokowi.
Dirinya pun meminta pemerintah segera membuka kasus guna mengungkap fakta yang sebenarnya.
"Saya sebagai bagian dari Partai Gerindra di luar pemerintahan, minta kasus ini cepat dibuka, biar tahu yang sebenarnya seperti apa," tutur Ferry.
Tugas pemerintah saat ini sangat berat. karena harus mengemban beban nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang hampir menyentuh angka Rp 15 ribu.
Ditambah dengan harga-harga barang yang kemungkinan naik jelang Ramadan, Ferry menyarankan Jokowi untuk tidak banyak berkampanye.
"Ini kan masalah rakyat, jangan kebanyakan kampanye lah Pak Jokowi nih, kalau (dolar) udah Rp 15 ribu jatuh loh ini presiden, jatuh sendiri, bukan ganti presiden," beber Ferry.
"Masalah ini bukan faktor Pilpres, ini yang dipertaruhkan rakyat negara," sambungnya.
sumber: tribunnews.com