IndonesiaKiniNews.com - Susi Ferawati, ibu rumah tangga yang menjadi korban persekusi oleh sekelompok pria berkaus #2019GantiPresiden saat c...
IndonesiaKiniNews.com -Susi Ferawati, ibu rumah tangga yang menjadi korban persekusi oleh sekelompok pria berkaus #2019GantiPresiden saat car free day (CFD)di Jalan Thamrin, Jarta Pusat, Minggus resmi melapor ke Polda Metro Jaya, Senin (30/4/2018).
Susi membuat dua laporan sekaligus, pertama adalah dugaan pengancaman melalui media elektronik kemudian yang kedua tentang perlindungan anak dan perbuatan tidak menyenangkan disertai ancaman kekerasan dan pengeroyokan.
Laporan Susi diterima dengan teregistrasi dengan nomor LP/2376/IV/2018/PMJ/Dit.Reskrimsus dan LP/2374/IV/2018/PMJ/Dit.Reskrimum.
“Saya membuat dua laporan. Laporan pertama di Ditreskrimum mengenai perlindungan anak dan perbuatan tidak menyenangkan disertai pengeroyokan dan laporan kedua di Ditreskrimsus mengenai ancaman di media sosial,” kata Susi usai membuat laporan di Mapolda Metro Jaya, Senin (30/4/2018).
Kuasa hukum Susi yang merupakan Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Aladid menyebut, dugaan ancaman melalui medsos dilakukan oleh akun twitter @NetizenTofa milik Mustofa Nahrawardaya.
“Kalau @netizentofa (dilaporkan), itu karena dia menyebarkan twitter yang intinya, kata-katanya itu adalah ‘ibunya harus paham situasinya kalau nggak mau ribut, copot kausnya biar anaknya tenang’. Itu masih ada tweetnya,” ujar Muanas.
Susi menampik apa yang dirinya laporkan hanya sebatas akting untuk mencari perhatian publik. Dengan tegas dia sebut apa yang dia alaminya bersama sang anak benar terjadi di Bundaran Hotel Indonesia (HI) saat car free day.
“Jadi saya sempat dikepung, saya disawer lalu dijejelin makanan ke mulut saya, semua bapak-bapak, laki-laki semua. Saya sendirian di situ. Saya mau minya tolong sama siapa,” kata Susi geram.
Tidak banyak yang bisa dia lakukan kecuali menyelamatkan anaknya dari kerumunan massa. Tangis ketakutan sang anak membuat Susi semakin berani melawan puluhan pria berkaus #2019GantiPresiden.
“Secata psikologis kita dibulli, dikatain cebong lu, terus dikatain nasi bungkus. Saya kaya diarak seperti itu. Lalu anak saya nangis di pelukan saya terus saya tetap disawer sawer ke muka saya, ke wajah saya. Ada yang ngata ngatin saya. Dijejelin ke mulut saya lontong, makanan. Saya tangkis. Saya hanya kuatkan. Saya lawan mereka. Saya pelototin mereka” tuturnya.
Dengan nada kesal, Susi mempertanyakan kepada para pria yang telah mengintimidasi dirinya bagaimana jika hal itu menimpa istri dan anak mereka sendiri.
“Anak saya nangis kejer ketakutan, takut dikeroyok. Gimana gak ada salah apa-apa. Makanya saya bilang keras terhadap anak saya. Kita gak bokeh takut. Jangan takut nak, kita benar. Nggak salah. Car free day Itu area publik saya berhak jalan di situ sama anak saya walaupun yang berbeda. Apa salah saya. Apakah anda berhak untuk menhina saya. Ngata-ngatin saya, bahkan nyawer duit ke muka saya. Apakah anda berhak seperti itu?,” tegas Susi.
sumber: poskotanews.com