IndonesiaKiniNews.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD mengungkapkan dirinya sudah lama tak sepaham dengan pandangan Prabowo S...
IndonesiaKiniNews.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD mengungkapkan dirinya sudah lama tak sepaham dengan pandangan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra.
Seperti diketahui baru-baru ini pidato Prabowo mengenai prediksi Indonesia bubar pada tahun 2030 menjadi bahan perbincangan dan kontroversi.
Tak sepaham dengan Prabowo, Mahfud menuliskan bahwa Indonesia justru bisa masuk 7 besar kekuatan ekonomi.
Menurut Guru Besar UII tersebut, pandangan pesimistis harus dibantah.
“Bg sy soal kelangsungan dan takkan bubarnya Indonesia itu soal prinsip. Pandangan2 yg pesimistis hrs dibantah.
Kalau alasannya soal ilmiah, ada hasil studi McKensey dan PWC bhw thn 2030 Indonesia masuk 7 besar kekuatan ekonomi.
Tp kalau maksudnya ajakan agar kita2 ber-hati2 OK sj,” ujar Mahfud dalam akun Twitternya, @mohmahfudmd, Sabtu (24/3/2018).
Bg sy soal kelangsungan dan takkan bubarnya Indonesia itu soal prinsip. Pandangan2 yg pesimistis hrs dibantah. Kalau alasannya soal ilmiah, ada hasil studi McKensey dan PWC bhw thn 2030 Indonesia masuk 7 besar kekuatan ekonomi. Tp kalau maksudnya ajakan agar kita2 ber-hati2 OK sj https://t.co/bKK0nQEnMq— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 24, 2018
Kalau alasannya soal ilmiah, ada hasil studi McKensey dan PWC bhw thn 2030 Indonesia masuk 7 besar kekuatan ekonomi.
Tp kalau maksudnya ajakan agar kita2 ber-hati2 OK sj,” ujar Mahfud dalam akun Twitternya, @mohmahfudmd, Sabtu (24/3/2018).
Dalam cuitannya selanjutnya, dirinya juga menegaskan bahwa rakyat harus optimis akan keberlangsungan Indonesia.
"Bukan boleh tapi harus. Harus optimis dan harus hati2," tulisnya.
Bukan boleh tapi harus. Harus optimis dan harus hati2 https://t.co/2uybhtAH4e— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 24, 2018
Selain itu dalam akun Twitternya Mahfud mengakui sudah lama dirinya tak sepaham dengan Prabowo.
"Sdh lama tak sepaham. Saat beliau kalah di Pilpres sy menolak keras saat diajak berpetkara di MK krn sy tahu posisi hukumnya.
Saat 212 sy jauh di luar arena, meski asyik menonton dari jauh.
Sy manusia bebas, bicara dgn nurani dan logika sendiri. Jgn kacaukan NKRI dgn pesimisme," tulisnya dalam Twitter, Sabtu (24/3/2018).
Sdh lama tak sepaham. Saat beliau kalah di Pilpres sy menolak keras saat diajak berpetkara di MK krn sy tahu posisi hukumnya. Saat 212 sy jauh di luar arena, meski asyik menonton dari jauh. Sy manusia bebas, bicara dgn nurani dan logika sendiri. Jgn kacaukan NKRI dgn pesimisme. https://t.co/cNjJFYJV4i— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 24, 2018
Cuitannya itu menjawab sebuah tweet dari netizen dengan akun @ordersofheaven yang menanyakan apakah dirinya sudah tidak sependapat dengan Prabowo.
"Jadi prof udah ngga sepaham lgi sama pak Prabowo? hehehe..
Oiya prof, koq bisa ya;
2014 ketua tim sukses Prabowo
2019 calon wapres pak Jokowi
Laif ya prof.." cuit netizen tersebut.
Pengakuan Mahfud tersebut mendapat beragam komentar dari netizen yang justru mempertanyakan loyalitasnya.
@m_ickh73: "Krn gak sepaham? Salah org berrti Pak Prabowo milih bapak dulunya ya. Klo di perusahaan sih sebaiknya gak direkrut, krn loyalitas itu sulit
Hanya org hebat yg loyal"
@santritobat555: "Klo prabowo menang masih sepaham ya prof?"
Beberapa netter bahkan juga berkomentar pada sikap Mahfud.
@bobbyhendratmo: "Anda pemikir bebas tpi membicarakan ktdk sepahaman dgn org dimn bebasnya??? Bicara dgn nurani tp coba ukur 212 dimn nuraninya??"
@deplayhafiezd87: "Lah sih prof manusia bebas terus klo pak prabowo gk boleh bebas berpendapat gtu wkwkwwkwkwkwkwkwwk lucuuuu lu prof".
sumber: tribunnews.com