Foto: Esau Moran IndonesiaKiniNews.com - Selama itulah warga Kampung Hilariki, Distrik Ubalihi, Kabupaten Yahukimo, Papua, terisolasi. Untu...
Foto: Esau Moran |
IndonesiaKiniNews.com - Selama itulah warga Kampung Hilariki, Distrik Ubalihi, Kabupaten Yahukimo, Papua, terisolasi.
Untuk mencapai ibukota kabupaten, Deikai, butuh waktu berminggu-minggu berjalan kaki. Itupun harus dengan fisik prima.
Menginap di hutan adalah satu-satunya pilihan. Itupun harus berselimut dingin yang menusuk tulang.
Manakala beruntung saat malam tiba bertemu kampung, bisa juga berhenti dan menginap di kampung yang dijumpai sepanjang perjalanan.
Bekalnya sekadar ubi bakar dan air putih. Itupun biasanya habis di tengah perjalanan. Jika fisik tak prima, nyawalah taruhannya.
Daerah terdekat dengan Hilariki adalah Wamena. Itupun hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama kurang lebih tiga hari jika kita lelaki, atau empat hari jika kita perempuan.
Kurang lebih empat ribu warga tinggal di Distrik Ubalihi. Dan selama kurang lebih lima puluh tahun mereka hidup dalam keterisolasian itu. Jika mau membayangkan medannya, tengoklah video singkat tentang lapangan terbang di Papua.
Video yang dibuat oleh Channel4-HD tersebut bukanlah berkisah tentang lapter Hilariki melainkan Mokndoma, tetapi kondisinya mirip, sehingga bisa menjadi penuntun untuk membuka imajinasi dan cakrawala kita tentang alam Papua yang menantang nyali.
Sejak awal November lalu, daerah terisolasi itu akhirnya terbuka. Presiden Joko Widodo mengingat baik-baik apa yang ditekadkannya, apa artinya membangun dari pinggiran.
Ia menyadari, apa arti pentingnya mewujudkan negara hadir di tengah-tengah warga dengan kondisi alam seperti Ubalihi ini.
Di Yahukimo sendiri, masih ada puluhan distrik lain yang terisolasi lantaran kondisi geografis yang ekstrem ini.
Lapangan terbang Hilariki di Distrik Ubalihi, dengan panjang landasan pacu 350 m dan lebar 18 m, akhirnya selesai dibangun. Isolasi selama 50 tahun terjawab sudah, meski dengan kondisi belum sempurna.
Lapangan terbang ini dibuka dengan subsidi dari Kementerian Perhubungan. Selain bisa mengangkut penumpang dengan tarif subsidi, penerbangan ini juga melayani kargo cuma-cuma untuk menyuplai kebutuhan pokok --beras, gula pasir, garam, minyak goreng, telur, dan lain-lain-- di lebih dari 28 distrik lain di Yahukimo yang masih terisolasi.
Hilariki adalah lapangan terbang kelima di distrik itu. Lapangan terbang lainnya di distrik tersebut sudah selesai, dan sudah beroperasi sejak Juli 2017 lalu.
Setelah setengah abad lamanya terisolasi dalam eloknya pegunungan Papua, oleh Jokowi, Hilariki pelan-pelan disingkap.
Senyum mereka kini pasti merekah, semangatnya membuncah.
Simak videonya dibawah ini:
Sumber: Kompas / Alois Wisnuhardana