IndonesiaKiniNews.com - Nama Rustam Effendi menghilang dalam jajaran teras pejabat DKI. Hubungannya dengan Basuki T Purnama memanas. Saat it...
IndonesiaKiniNews.com -Nama Rustam Effendi menghilang dalam jajaran teras pejabat DKI. Hubungannya dengan Basuki T Purnama memanas.
Saat itu Ahok merupakan gubernur DKI. Rustam akhirnya mundur sebagai wali kota Jakarta Utara, pada April 2016 lalu.
Ahok menuding Rustam tak becus menyelesaikan proyek penanggulangan banjir. Rustam dianggap pro Yusril Ihza Mahendra. Yusril waktu itu berniat maju sebagai calon gubernur DKI. Ahok juga menyebut Rustam memiliki 'geng' yang di dalamnya terdapat perkumpulan pejabat hobi main golf.
Satu tahun lebih Rustam menjadi staf di dua tempat berbeda. Kini Rustam kembali menjadi staf. Cuma bedanya sekarang dia menjabat staf khusus Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno.
"Pak Rustam mulai Senin ini aktif mendampingi saya sebagai staf khusus untuk membidangi banyak sekali pengaduan masyarakat," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (6/11/17).
Rustam menerima 'pinangan' ini dengan berbagai pertimbangan. Dia berharap pemimpin baru ini akan lebih humanis. Rustam pun merasa suasana sekarang lebih enak ketimbang 5 tahun lalu.
Berikut petikan wawancara Rustam dengan merdeka.com via telepon, Senin (6/11/17).
Bagaimana awal mula bisa diangkat menjadi staf khusus wakil gubernur?
Ya, saya diminta untuk membantu pak Wagub. Sejauh bisa pasti saya akan membantu. Namanya membantu tidak ada masalah, mudah-mudahan bisa menjalankan tugasnya.
Tugas apa yang diberikan Wagub?
Saya menghimpun, menampung pengaduan dari masyarakat, ini banyak sekali. Lalu, bagaimana koordinasi dengan dinas terkait agar pengaduan lebih cepat tertampung, tersalurkan.
Apa yang jadi prioritas utama Anda di awal kerja?
Ada dua. Pertama kaki lima di Jalan Cengkeh, Kota Tua, Jakarta Barat. Kedua laporan di Rusun Marunda. Kita koordinasikan dengan dinas terkait sesuai dengan yang dikeluhkan masyarakat.
Apa yang dikeluhkan oleh masyarakat?
Soal kaki lima yang belum masuk ke Jalan Cengkeh. Kita akan dalami. Masyarakat tidak bisa masuk Rusun, kita lihat prosesnya seperti apa. Yang jelas dua itu kita fokuskan.
Bagaimana melihat kepemimpinan baru di DKI?
Kelihatannya sekarang lebih enjoy. Buat saya enak bekerja, hubungan bagaimana saya menghormati pimpinan, dan posisi beliau kerja saya dihargai. Ya, suasananya enak.
Memang dahulu (zaman Ahok) enggak enak ya?
Ah, arahnya ke situ mulu hehehe.
Memang kesan dengan pimpinan baru bagaimana?
Kesannya tidak tegang. Yang penting itu dulu. Bisa dilihat kan.
Setelah mundur dari wali kota tugasnya sebagai apa?
Jadi staf di Badan Pendidikan dan Pelatihan DKI, tak lama kemudian pindah ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, sebagai staf. Sekarang staf juga hehe.
Sumber: merdeka.com