IndonesiaKiniNews.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mendukung rencana pembangunan gedung baru DPR. Menurutnya, pembangunan gedung baru lebih b...
IndonesiaKiniNews.com -Wakil Ketua DPR Fadli Zon mendukung rencana pembangunan gedung baru DPR. Menurutnya, pembangunan gedung baru lebih bermanfaat ketimbang seminar International Monetary Fund (IMF) pada 2018 di Bali, yang memakan dana hampir Rp 1 triliun.
"Ya itu mau bikin seminar IMF Rp 1 triliun di Bali tahun depan, ya mending bikin gedunglah. DPR ini milik negara, bukan milik perorangan. Kalau seminar kan habis," kata Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (26/10/2017).
Total anggaran yang dikeluarkan untuk pertemuan IMF-World Bank sebesar Rp 817 miliar dan Rp 300 miliar di antaranya akan digunakan untuk membeli komputer dan kursi yang akan menjadi fasilitas selama acara berlangsung.
Soal anggaran fantastis ini, Fadli meminta Menkeu Sri Mulyani dan Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan lebih berhemat.
"Memang ada karena angkanya kan cukup fantastis, meskipun diterangkan oleh Pak Luhut maupun Bu Sri Mulyani katanya ini akan ada impact karena yang hadir nanti 15 ribu orang, kemudian ada yang akan kembali karena katanya itu akan beli peralatan, termasuk komputer dan sebagainya, itu Rp 300 miliar," tutur Fadli.
Oleh sebab itu, Fadli menegaskan, pembangunan gedung baru jauh lebih bermanfaat daripada seminar IMF. Apa alasannya?
"Saya bilang mending bangun gedung DPR itu jadi milik negara, ada sisanya, ada jelas barangnya, bisa dipakai puluhan tahun, ratusan tahun mungkin, dan itu gedung rakyat," ucap Fadli.
Oleh sebab itu, Fadli menegaskan, pembangunan gedung baru jauh lebih bermanfaat daripada seminar IMF. Apa alasannya?
"Saya bilang mending bangun gedung DPR itu jadi milik negara, ada sisanya, ada jelas barangnya, bisa dipakai puluhan tahun, ratusan tahun mungkin, dan itu gedung rakyat," ucap Fadli.
Pertemuan IMF-WB di Bali Bisa Datangkan Rp 1,55 T Buat RI
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengklaim bahwa Indonesia akan mendapatkan untung yang begitu besar dari pelaksanaan pertemuan IMF-World Bank pada Oktober 2018 di Bali.
Hal tersebut diungkapkannya usai bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Pimpinan DPR Setya Novanto di Gedung Nusantara III DPR, Jakarta, Kamis (19/10/2017).
Sebelum menjelaskan terkait dengan keuntungan yang didapat Indonesia, Luhut mengawali pertemuan tersebut dengan melaporkan hasil kunjungan kerjanya ke Washington DC, Amerika Serikat dalam acara IMF-World Bank kepada Setya Novanto.
"Kami tadi melaporkan hasil rapat kami di Washington DC, di annual meeting kemarin. Semua kami laporkan apa keuntungan annual meeting ini," kata Luhut.
Luhut menjelaskan, pemerintah Indonesia akan mendapatkan dana mencapai US$ 115 juta atau setara Rp 1,55 triliun (kurs Rp 13.500) dari modal Rp 817 miliar untuk menyelenggarakan IMF-World Bank di Bali pada Oktober 2018. Sebab, Oktober merupakan bulan yang sepi bagi aktivitas pariwisata di Bali.
"Artinya dari segi ekonomi akan membuat dampak yang terasa. Angka yang dikeluarkan buat ini hampir Rp 800 miliar, tetapi return yang kita terima, kita hitung dengan peserta 15.000 orang kali 7 hari di sana kali US$ 400 semalam itu dengan spendingnya dikali itu mencapai US$ 115 juta," kata Luhut.
Luhut menjelaskan, dari total anggaran gelaran pertemuan IMF-World Bank 2018 yang sebesar Rp 817 miliar ini, sekitar Rp 300 miliar akan digunakan untuk membeli komputer dan kursi yang akan menjadi fasilitas selama acara berlangsung. Setelah pagelaran selesai, peralatan yang dibeli seluruhnya akan dihibahkan ke sekolah-sekolah.
"Jadi Rp 817 miliar itu yang terpakai mungkin hanya Rp 400 sekian miliar untuk penyelenggaraan. Returnya cukup besar," jelas Luhut.
Di samping, lanjut Luhut, pemerintah juga akan menyiapkan 5 destinasi pariwisata, serta adanya pertemuan atau promosi Indonesia kepada para investor yang angka pendapatannya belum masuk hitungan dari US$ 115 juta.
Menurut Luhut, Direktur Pelaksana IMF Lagarde akan mempromosikan pariwisata khususnya diving di Labuan Bajo, atau di Bali.
"Itu menunjukkan pandangan positifnya mengenai Indonesia. Negara terus membuat lebih efisien lagi penggunaan dana ini. Semua berjalan baik," tukas dia.
Sumber : detik.com