IndonesiaKiniNews.com - Dalam acara diskusi ' Ahok: The Untold Story' yang digelar para pendukungnya tepat lima bulan setelah Basuk...
IndonesiaKiniNews.com - Dalam acara diskusi ' Ahok: The Untold Story' yang digelar para pendukungnya tepat lima bulan setelah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dipenjara, muncul cerita-cerita soal Ahok yang belum banyak diketahui orang.
Salah satunya soal bagaimana Ahok peduli terhadap wartawan yang membututinya dari pagi hingga malam hari.
Neneng Herbawati, salah satu tim media dalam kampanye Ahok bercerita bagaimana sulitnya ia menjaga Ahok agar tidak terlalu banyak menanggapi beragam pertanyaan wartawan.
Sebab, ia khawatir perkataan Ahok kepada wartawan bisa berbuah menjadi berita dengan sentimen negatif. Neneng mengatakan, Ahok tak peduli dan lebih memikirkan kerja wartawan.
"Kita susah ngerem untuk tidak jawab pertanyaan wartawan, selalu ngingetin, 'Bapak, ada isu ABCD, kalau doorstop Bapak jangan jawab, normatif aja'. Tapi Bapak selalu jawab 'Kasihan dong wartawan dia datang pagi nungguin saya sampai malam, masa enggak kasih beritanya'," kata Neneng menirukan perkataan Ahok, Senin (9/10/2017).
Neneng mengatakan, ia setiap hari sudah mengingatkan Ahok akan potensi berita negatif. Namun, menurut Neneng, Ahok tak pernah takut menghadapi wartawan. Ahok selalu ingin berkata-kata sesuai apa yang diyakininya sendiri.
Tugas Neneng hanyalah menyampaikan ke Ahok isu-isu apa yang kiranya akan ditanya oleh wartawan.
"Saya shalat subuh, yang bangunan Pak Ahok. Biasanya dari jam 12 malam, Pak Ahok akan nanya besok ngomong isu apa yang berkembang. Ketika Bapak ngomong gitu, luar biasa rasanya saya dipercaya Bapak untuk memberikan masukan," kata Neneng.
Kata Neneng, sebagai pejabat yang berkampanye, Ahok terbilang aneh karena tak terlalu suka mempublikasikan visi dan misinya. Ahok merasa ia sudah bekerja dan bisa dilihat sendiri oleh warga alih-alih harus membuat klaim di media. Neneng pun berusaha meyakinkan Ahok bahwa Ahok tetap perlu menyampaikan kerjanya kepada publik.
"Makanya setelah Rumah Lembang aktif, kita ikut Bapak, menyampaikan program ini terus beliau tanya 'Batasannya apa? Apa saya boleh improvisasi?' Saya bilang pasti, karena buat kami Pak Ahok cukup jadi diri sendiri enggak usah jadi orang lain, enggak perlu pencitraan," ujar Neneng.
sumber: kompas.com