Muhammad Zabid Penghina Kyai NU dan Ketum GP Ansor IndonesiaKiniNews.com - Tim Cyber dari Polda Jatim mendatangi kediaman Muhammad Zabid (1...
Muhammad Zabid Penghina Kyai NU dan Ketum GP Ansor |
Dilansir Jurnal Indonesia, Minggu, (15/10/17), namun begitu tiba di lokasi, Tim Cyber dari Polda Jatim mendapat penghadangan yang diduga telah direncanakan. Mereka diduga telah merencanakan penghadangan agar usaha penjemputan oleh tim Cyber Polda Jatim gagal. Zabid diduga memprovokasi warga sekitar dengan menyebarkan isu bahwa KH Fakhri, ayah dari Muhammad Zabid, akan diserang PKI.
Warga sekitar telah termakan provokasi, kemudian berbondong-bondong mendatangi kediaman Zabid dengan membawa senjata tajam semacam clurit dan berusaha mencegah dan mengepung Polda Jatim yang sedang melakukan pemeriksaan.
Akibatnya, pihak Polda Jatim gagal melakukan penjemputan, karena warga mulai bringas akibat terprovokasi isu PKI itu.
Kemudian, dari pihak Zabid sendiri mengatakan bahwa warga berang karena oleh kasus yang menjeratnya. Zabid yang merupakan Pengurus FPI Pamekasan itu mengatakan jika warga sekitar sempat mengepung Polda Jatim sebagai bentuk dukungan dan pembelaan terhadap dirinya.
Sebelumnya, pada Kamis (12/10) Zabid dilaporkan oleh Gerakan Pemuda Ansor ke Polda Jawa Timur atas dugaan penghinaan terhadap Ketum Ansor Gus Yaqut putra dari K.H Muhammad Cholil Bisri atau keponakan Gus Mus yang juga cucu dari KH Bisri Musthofa Ulama sepuh NU Rembang Jawa Tengah.
Zabid diduga melakukan penghinaan lewat akun media sosial Facebook dengan nama Zabid Mochammad.
Zabid adalah salah satu dari sekian akun yang dilaporkan atas karena diduga melakukan ujaran kebencian dan penghinaan terhadap kiai, Ketua Umum PP GP Ansor, dan lambang Nahdlatul Ulama (NU).
“Kami melaporkan beberapa akun di media sosial Facebook terkait ujaran kebencian yang dilakukan akun dengan nama Generasi Muda NU Jatim dan juga akun milik Zabid Mochammad,” ujar salah satu perwakilan dari LBH PP GP Ansor, Ahmad Budi Prayoga, di Surabaya, Kamis (12/10/2017).
Budi Prayoga mengungkapkan, akun-akun itu sudah berkali-kali melakukan unggahan yang isinya penuh ujaran kebencian khususnya terhadap tokoh NU dan organisasi NU serta Ketua Umum GP Ansor.
“Kami melaporkan mereka agar akun tersebut bisa diproses secara hukum. Ujaran kebencian itu di antaranya melakukan penghinaan, pencemaran nama baik, dan menyebarkan kebencian terhadap kiai-kiai NU,” tuturnya.
Dia menambahkan, ujaran kebencian sudah sejak lama dilakukan oleh kedua akun tersebut. Dari unggahan yang GP Ansor kumpulkan, diketahui hampir satu tahun pemilik-pemilik akun itu melakukan ujaran kebencian.
“Kami bertindak memang sudah melalui koridor yang ada. Dalam pengamatan kami, akun ini berulang kali dan terus menerus mem-posting konten yang berisi ujaran kebencian,” kata dia.
Beberapa akun di FB yang dilaporkan ke polda diantaranya, akun Generasi Muda NU Jawa Timur yang mengunggah lambang NU dan dimodifikasi menjadi NU Protestan, Nahdlatul Ulama Cabang Kristen penyembah yesus kristus.
Selain itu juga memposting foto Yenny Wahid (putri almarhum Gus Dur) saat mendampingi Presiden Jokowi kunjungan ke Pondok Pesantren di Sumenep, Madura. Dalam postingannya, akun tersebut menuliskan “Jilbob itu harom. Rambut kelihatan itu aurat. Ketat, menonjol dan kebuka itu aurat. Buka aurat hukumnya harom. Meski dalam dunia dicap anak wali. Wali apa?”
Akun Generasi Muda NU Jatim juga memposting foto dan menuliskan “Gus Mus pelukis cabul (sebenarnya) tidak pantas disebut gus meski dia anak kyai”.
GP Ansor melaporkan sejumlah akun yang diduga menghina NU
Dengan laporan ini, Budi Prayoga menginginkan supaya pemilik akun untuk diproses secara hukum di Polda Jatim, di Polres Pamekasan, dan Polres Sumenep agar tak ada lagi ujaran kebencian yang terjadi di Jawa Timur, terutama di Pulau Madura.
“Kami ingin menciptakan kondisi Jatim yang kondusif yang bebas dari ujaran kebencian yang dilakukan oleh siapa pun orangnya,” ujarnya. (JurnalIndonesia)