PKL kembali berjualan di trotoar Jalan Jati Baru, kawasan Tanah Abang, Jakarta, Kamis (11/5/2017). Foto: MI/Arya Manggala IndonesiaKiniNews....
PKL kembali berjualan di trotoar Jalan Jati Baru, kawasan Tanah Abang, Jakarta, Kamis (11/5/2017). Foto: MI/Arya Manggala |
"Ya, bu boleh, bu," sambut Hendarwan yang berdagang di atas trotoar di Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Hendarwan sadar betul berdagang di atas trotoar tidak diperbolehkan. Namun, ia tidak punya pilihan lain.
Memiliki tiga anak yang masih sekolah memaksanya berupaya keras untuk menarik lebih banyak pembeli.
Berjualan di atas trotoar bersama pedagang lain ialah solusi saat ini.
Alasannya, berdagang di pinggir jalan lebih mudah menarik pembeli yang umumnya pengguna komuter dari Stasiun Tanah Abang.
"Di sini, kita diam saja, sudah ada yang samperin," ucapnya, kemarin.
Bulan tertib trotoar tak merisaukan mereka. Kawasan Tanah Abang kembali dipenuhi pedagang kaki lima (PKL) dengan beragam jenis dagangan.
Motor, bajaj, ojek daring, dan mikrolet kembali membuat sesak Pasar Tanah Abang.
Di Jalan Jati Baru Raya pemandangan berwarna-warni lantaran banyak pakaian wanita dan beragam jenis kerudung terpajang.
Salah satunya lapak milik Murni, 29. Murni mengaku lebih tenang berdagang sekarang ketimbang dulu.
"Dulu kan gubernurnya suka marah-marah. Kalau yang sekarang kan janjinya enggak bakal menggusur. Doakan saja," tuturnya malu-malu.
Berdasarkan pantauan Media Indonesia pada pukul 14.30 WIB, aktivitas perdagangan mulai berdenyut di Jalan KH Wahid Hasyim.
Para pengantar barang yang menggunakan troli melintas seenak mereka.
Beberapa di antara mereka bahkan mengambil jalur kendaraan sehingga arus lalu lintas terhambat.
Kardus-kardus bekas alat elektronik menumpuk di atas trotoar. Di Jalan Fachrudin, kondisi kian semrawut karena di titik itu kendaraan dari berbagai arah bertemu.
Pusing
"Saya selalu pusing lewat situ (Tanah Abang). Semua kendaraan enggak ada yang mau mengalah. Padahal, sebelumnya sempat rapi.
Namun, namanya Jakarta, ya, begitu lagi. Heran saya," imbuh Triadi, 29, karyawan perkantoran di sekitar Jalan Wahid Hasyim.
Okupasi trotoar yang dilakukan PKL sekitar Tanah Abang memang bukan barang baru. Kawasan itu sempat tertib saat Jakarta dipimpin Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Melalui Bulan Tertib Trotoar pada Agustus lalu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menggelar razia. Namun, beda dulu, beda sekarang.
Sekarang, mereka tertib hanya saat razia, tapi dalam hitungan jam, trotoar kembali berantakan.
Di trotoar sisi stasiun Tanah Abang ada dua pos Satpol PP. Sejumlah anggota Satpol PP tampak duduk santai. Bahkan, mobil Satpol PP juga parkir di atas trotoar.
Wakil Kepala Satpol PP Hidayatullah berkilah setiap hari mengerahkan beberapa anggota untuk merazia mereka pada pagi, siang, dan sore.
Namun, pedagang kerap membandel. Saat melihat Satpol PP hanya segelintir, mereka berdagang lagi.
"Ada 300 PKL di Tanah Abang. Kadang ada gesekan di lapangan. Tapi rutin kok kita lakukan razia. Kita tunggu arahan Pak Gubernur (Anies Baswedan) seperti apa," ujar Hidayatullah.
Saat kampanye, Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno berjanji tidak menggusur PKL di Jakarta.
Setelah dilantik, Anies-Sandi belum kunjung memberikan solusi bagi PKL Tanah Abang.
Sumber: MetroTVNews.com