Jenderal Gatot di makam Pangsar Soedirman. (Foto: Edzan Raharjo/detikcom) IndonesiaKiniNews.com - Panglima TNI, Jenderal atot Nurmantyo, me...
Jenderal Gatot di makam Pangsar Soedirman. (Foto: Edzan Raharjo/detikcom) |
IndonesiaKiniNews.com - Panglima TNI, Jenderal atot Nurmantyo, mengajak para kepala staf angkatan dan petinggi TNI melakukan rangkaian ziarah ke makam para mantan Presiden dan Panglima Besar Jenderal Jenderal Soedirman.
Ada yang menyebut safari itu sebagai persiapan rencana nyapres pada 2019 mendatang, Apa tanggapan Gatot?
"Ziarah ini sudah saya lakukan begitu saya menjadi Panglima TNI. Kok jadi pencapresan, siapa yang nyalonkan," ujar Gatot usai ziarah ke makam Panglima Besar Jenderal Soedirman di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara, Yogyakarta, Selasa (19/9/2017).
Dia menyontohkan, ziarah ke makam Pangsar Jenderal Soedirman agar semangat almarhum yang pantang menyerah dalam berjuang untuk negara dan bangsa bisa diteladani oleh seluruh prajurit.
Jenderal Soedirman, lanjutnya, adalah sosok yang meletakkan doktrin bahwa TNI lahir dari rakyat dan berjuang bersama rakyat.
Rakyat adalah ibu kandung TNI dan doktrin tersebut tidak mengenal zaman, justru semakin hari harus semakin mendekat.
"Beda lahirnya TNI dengan tentara lain. Sejarah tentara tidak bisa dipisahkan dengan rakyat,"kata Panglima TNI.
Gatot mengingatkan bahwa TNI lahir setelah proklamasi kemerdekaan yang diperjuangkan seluruh komponen bangsa.
Para pejuang itu kemudian merasa bahwa kemerdekaan itu harus dipertahankan dan dijaga dengan membentuk BKR yang menjadi cikal bakal dari TNI.
"TNI lahir dari rakyat yang berjuang. Jadi bohong kalau TNI ikut berjuang memerdekan bangsa. TNI tidak berjuang memerdekan bangsa, rakyat yang berjuang. Setelah merdeka baru ada TNI. Itulah maknanya jenderal Soedirman selalu mengingatkan bahwa ibu kandung TNI adalah rakyat," kata Panglima TNI.
sumber: detik.com