IndonesiaKiniNews.com - Pada pertengahan 2016 Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menggagas sebuah perubahan konstitusi. Gagasan itu...
IndonesiaKiniNews.com - Pada pertengahan 2016 Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menggagas sebuah perubahan konstitusi. Gagasan itu berangkat dari kenyataan bahwa masyarakat Singapura terdiri dari multi ras. Ada etnis China (74,1%), Melayu (13,4%), dan India (9,2%), dan lainnya 3,3%.
Nah, dalam 30 tahun terakhir Presiden Singapura selalu berasal dari etnis China dan dua periode India. PM Lee Hsien pun mengusulkan amandemen konstitusi yang memungkinkan etnis minoritas menjadi Presiden Singapura.
"Ini (Singapura) bukan milik suku China, Melayu atau India. Semua orang memiliki tempat ini, semua orang sama. Rakyat percaya cita-cita ini dan percaya bahwa kita memiliki perkembangan untuk mencapai cita-cita itu," kata Lee dalam wawancara dengan media Singapura, 4 September 2016.
Menurut dia, sangat penting pada suatu waktu etnis minoritas menjadi Presiden Singapura, karena seorang pemimpin bangsa mewakili seluruh rakyat di negeri Singa itu. Dalam pandangan PM Lee, presiden Singapura harus mencerminkan masyarakat inklusif dan multiras.
"Kemudian rakyat akan melihat, Ya inilah negaraku. Seseorang seperti saya bisa menjadi pemimpin dan dapat mewakili negaranya," kata Lee seperti dikutip dari Straitstimes, edisi 4 September 2016.
Setelah melalui perdebatan alot di parlemen, pada awal November 2016 konstitusi Singapura diubah. PM Lee menetapkan bahwa kursi presiden Singapura untuk enam tahun ke depan untuk orang keturunan Melayu.
"Singapura akan punya presiden Melayu lagi, setelah lebih 46 tahun, sejak Presiden Pertama Encik Yusof Ishak," katanya.
Sejak perubahan konstitusi itu, lima politikus keturunan Melayu disebut menjadi calon kuat presiden Singapura. Mereka adalah Halimah Yacob (62), Abdullah Tarmugi (72), Yaacob Ibrahim (61), Masagos Zulkifli (53), serta Zainul Abidin Rasheed (68).
Halimah sendiri mengumumkan niatnya maju di Pilpres Singapura pada Minggu, 6 Agustus lalu. Sehari kemudian dia mengajukan pengunduran dirinya sebagai Ketua DPR. Sejak itu dia melalui pekan-pekan yang sibuk. Halimah bertemu dengan serikat pekerja, tokoh masyarakat hampir setiap hari. Dia berharap mendapat dukungan dari serikat pekerja yang lama dipimpinnya.
Halimah juga aktif bertemu dan berbicara dengan organisasi-organisasi lainnya yang ada di Singapura. Termasuk organisasi melayu dan organisasi muslim. "Sangat penting bahwa saya mewakili semua rakyat Singapura, dan saya juga berharap bahwa mereka akan mendukung saya," kata dia kepada pers setempat, Senin, 7 Agustus 2017.
Pada Senin (11/9/2017) kemarin Departemen Pemilu Singapura menyatakan hanya mengeluarkan sertifikat kelayakan kepada Halimah Yacob sebagai satu-satunya calon presiden Singapura.
Empat nama lain dinyatakan tidak layak. Halimah Yacob, Rabu (13/9/2017) besok akan dilantik sebagai Presiden Singapura tanpa melalui pemilihan umum. Dia akan menjadi presiden perempuan muslim pertama di negari Singa.
Istri dari seorang pengusaha, Mohammed Abdullah Alhabshee itu berjanji akan melakukan yang terbaik bagi rakyat Singapura. "Itu tidak akan berubah apakah ada pemilu atau tidak ada pemilu," tegas Halimah seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (12/9/2017).
"Semangat dan komitmen saya untuk melayani rakyat Singapura tetap sama. Saya tetap berkomitmen penuh untuk mengabdi pada rakyat Singapura dan pada negara Singapura," imbuh Halimah yang juga tercatat sebagai perempuan pertama yang pernah memimpin DPR.
"Semangat dan komitmen saya untuk melayani rakyat Singapura tetap sama. Saya tetap berkomitmen penuh untuk mengabdi pada rakyat Singapura dan pada negara Singapura," imbuh Halimah yang juga tercatat sebagai perempuan pertama yang pernah memimpin DPR.
Sumber: detik.com