IndonesiaKiniNews.com - Kasus penyebaran ujaran kebencian dan konten SARA yang dilakukan oleh sindikat Saracen menjadi booming. Sejak tiga d...
IndonesiaKiniNews.com -Kasus penyebaran ujaran kebencian dan konten SARA yang dilakukan oleh sindikat Saracen menjadi booming.
Sejak tiga dedengkotnya ditangkap, sejumlah fakta-fakta tentang Saracen pun muncul ke permukaan.
Ternyata sindikat ini tidak hanya sekadar menebar kabar bohong dan isu-isu provokatif, tapi lebih dari itu, ada bisnis yang menggiurkan.
Dari keterangan polisi, kelompok ini membuat produk sesuai dengan permintaan dari pihak yang memesannya.
Jaringan Saracen biasanya menggunakan proposal terkait paket ujaran kebencian yang ditawarkan kepada pemesan.
"Dalam satu proposal yang kami temukan, itu kurang lebih setiap proposal nilainya puluhan juta rupiah," ungkap Kasubdit 1 Dit Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, AKBP Irwan Anwar di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (23/8/2017), seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Tiga tersangka anggota kelompok Saracen, penyedia jasa penyebar ujaran kebencian atau hate speech untuk menyerang suatu kelompok tertentu, yakni JAS, SRN, dan MFT (baju tahanan warna oranye) dihadirkan saat rilis kasus di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (23/8/2017).
Cara kerja Saracen sangat terorganisir dalam menyebarkan konten-konten berbau ujaran kebencian di media sosial.
Dimulai dari pembuatan meme yang dapat berbentuk pranala, video, gambar, laman web, tagar, atau kata-kata.
"Meme itu lalu ditampung di dalam satu grup. Nanti membuat meme lagi lalu dibuat grup lagi," ujar Kepala Bagian Mitra Divisi Humas Polri, Kombes Pol Awi Setiyono, di Mabes Polri Jalan Trunojoyo, Jakarta, Kamis (24/8/2017).
Salah satu grup yang dipakai adalah grup Facebook bernama Saracen Cyber Team.
Penelusuran TribunKaltim.co, hingga Senin (28/8/2017) pukul 22.15 Wita, grup facebook ini masih terpantau aktif.
Menurut keterangan polisi, jumlah anggota grup ini awalnya sekitar 800 ribuan. Namun kini tinggal 137.318 orang.
Yang mengejutkan, dua tokoh penting di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur juga tergabung dalam grup ini.
Dua tokoh tersebut adalah Rizal Effendi yang menjabat sebagai wali kota dan Rahmad Mas'ud yang berposisi sebagai wakilnya.
Tergabungnya Rizal Effendi di grup Saracen Cyber Team diketahui berdasarkan foto screenshoot yang menyebar di kalangan wartawan, Senin (28/8/2017) siang.
Penelusuran TribunKaltim.co , ternyata Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud juga ada dalam grup tersebut.
Namun di situ terlihat akun Rahmad Mas'ud tergabung setelah ditambahkan oleh Guntur Amran pada 20 November 2016.
Rizal Bingung
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyangkal bahwa dirinya sengaja bergabung di grup facebook Saracen Cyber Team.
Ia mengaku belum pernah mendengar soal Saracen sebelumnya, dan baru mengetahui setelah munculnya kabar penangkapan baru-baru ini.
"Kita baru dengar setelah ada penangkapan. Jadi ya seperti itu, seenaknya aja mereka mau masukkan (akun facebook), " ujarnya ketika dikonfirmasi, Senin (28/8/2017).
Rizal pun mengakui bahwa sebagian akun medsosnya tak dikelola sendiri, melainkan dibantu oleh tim khusus.
Makanya ia sendiri bingung bagaimana akunnya dapat masuk dalam grup tersebut.
"Kalau ini (akun medsos) kan ada sebagian yang dipegang oleh tim. Tidak tahu bagaimana nanti, kita lihat saja lah. Tapi tidak semuanya (akun) dipegang oleh saya," katanya.
Rizal merasa dirugikan akun miliknya masuk dalam anggota grup Saracen.
Sebab, bisa saja gara-gara hal itu dirinya mendapat panggilan dari aparat kepolisian.
Meski begitu, ayah tiga anak ini belum mau mengambil tindakan hukum.
"Merugikan, iya. Nanti coba kita lihat sejauh mana. Kalau bantahan, iya, tapi apakah (nanti) proses (hukum) kita lihat," katanya.
Sekadar diketahui, pada Senin (28/8/2017) pukul 22.45 Wita, akun Rizal Effendi sudah tidak terdaftar lagi dalam grup Saracen Cyber Team.
Sumber: tribunnews.com